POLUSI UDARA JAKARTA TERPERANGKAP DIANTARA GEDUNG-GEDUNG TINGGI
Abstrak
Gedung-gedung tinggi yang berada di DKI Jakarta ternyata merupakan salah satu penyebab konsentrasi polusi udara. Sebab, emisi kendaraan tetap bertahan lantaran udara berputar di sekitar gedung saja. Hal itu diungkapkan Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Dirjen Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Lukmi Purwandari. "Topografi dan landscape juga menjadi salah satu penyebab, jadi ada fenomena dimana ketika ada bangunan tinggi ada sumber emisi yang besar". Hal itu bisa terjadi lantaran angin-angin tidak bisa bergerak dan seolah terperangkap di antara gedung-gedung bertingkat. Fenomena ini akan lebih besar jika arah angin bergerak masuk ke Jakarta."Jadi cekungan di antara gedung-gedung tinggi itu, jadi angin hanya berputar di situ-situ saja, tidak bisa ke atas," ungkapnya. Kondisi ini akan diperparah jika menuju pada jam-jam malam hingga dini hari. Pasalnya, atmosfir atau lapisan udara menuju ke bawah pada kondisi tersebut. "Jadi disitulah (di antara gedung) konsentrasinya (pencemaran udara). Karena polusi tersebut tidak bisa lepas ke atas,". Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari mengungkapkan saat ini kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah Jakarta Barat, selama Januari hingga Juli 2023, mencapai 9.709. kasus ISPA pada Januari mencapai 1.615 kasus, Februari 1.518, Maret 1.831 dan April sebanyak 1.237 kasus."Sementara Mei 1.095 kasus, Juni 1.311 kasus, dan Juli 1.102 kasus"