ANALISA EFEKTIVITAS SISTEM PENDINGIN (RADIATOR) PADA MESIN DIESEL MERK T.D. 4000 CC DENGAN VARIASI CAIRAN PENDINGIN
Abstrak
Karena berbagai keuntungan dan kemudahannya maka penggunaan kendaraan di era sekarang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Kendaraan tersebut digunakan terus menerus dalam perjalanan dari satu kota ke kota lain, mesin berputar teurs menerus. Mungkin tak pernah terbersit dalam benak kita, kenapa mesin kendaraan tersebut tidak panas ya? Ya, itu karena ada radiator untuk mendinginkan mesin kendaraan kita. Pada sistem pendinginan air (water cooling system), panas dari pembakaran gas dalam silinder mesin sebagian diserap oleh air pendingin yang disirkulasikan masuk radiator. Selanjutnya air pendingin dalam radiator tersebut didinginkan oleh udara. Udara melewati radiator karena laju kendaraan atau karena adanya kipas udara Secara prinsip dapat dikatakan bahwa sistem ini bekerja berdasarkan prinsip penukar panas (heat exchanger). Cairan yang dapat digunakan sebagai air pendingin pada radiator antara lain air mineral, air sisa pengembunan AC dan air coolant. Media pendingin tersebut setelah digunakan akan menjadi panas. Nah di sinilah perlunya uji kemampuan media pendingin dalam menyerap panas dari mesin. Hal ini karena efektivitas suatu radiator berdampak besar terhadap sistem pendinginan mesin oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisis tingkat keberhasilan yang dicapai radiator dengan cara menjaga suhu air yang masuk kedalam mesin tetap stabil lebih rendah daripada suhu air yang keluar dari mesin sehingga kerja mesin dapat optimal.